Monday, March 06, 2006
Jostein Gaarder mengintip masa kecil gue?
Gue baru membaca sampai halaman 102 dari Dunia Shopie, namun gue udah ga sabar untuk kasih komentar untuk buku ini.Ketika membaca buku ini gue ngerasa mengalami flashback ke masa kecil gue tepatnya masa saat pertama kali gue bersentuhan dengan ilmu filsafat,kira-kira saat gue kelas 2 SMP.Apa yang dilakukan dan alami Sophie,tokoh hasil imajinasi ala Jostein Gaarder, mirip meskipun tidak sama persis,dengan apa yang pernah gue alami saat itu,saat masih kelas 2 SMP dimana gue berumur 14 tahunan.
Awalnya suatu hari gue dirumah bongkar-bongkar buku-buku dan majalah milik kakak gue yang saat itu barusan selesai kuliah di IPB Bogor.Karena udah selesai kuliah di kota,jadi hampir semua buku milik kakak gue diangkutin ke kampung...dan di jadikan perpustakaan di rumah.Semula gue cuma tertarik dengan artikel majalah Intisari tentang biografi Albert Einstein,yang di situ digambarkan Einstein memiliki masa anak-anak yang biasa-biasa aja,terkesan bodoh dan terbelakang.Dan kemudian dia tumbuh menjadi fisikawan genius dengan teori-teori hebatnya,terutama tentang Relativitas khusus dan umum-nya.Dari situlah gue mulai mengaguminya dan mulai tergila-gila dengan ilmu sains terutama fisika-yang kemudian hari gue malah tergila-gila dengan biology molecular-,meski gue anak dengan kemampuan yang biasa-biasa aja dan ga punya keistimewaan apa-apa,apalagi prestasi.Dikatakan disitu bahwa Einstein mendasarkan teori-teori fisika-nya pada filsafat Webber dan metafisika.Filsafat?Metafisika?Apa hubungannya fisika dengan filsafat?Gue mulai penasaran dengan apa itu "filsafat"?Mulailah gue mengobrak-abrik semua literatur kakak gue,mencari segala sesuatu yang berkaitan dengan kata filsafat.Mulailah gue menemukan kosakata-kosakata baru tentang filsafat,dan gue mulai familiar dengan nama-nama seperti Ibnu Sina,Socrates,Plato,Aristoteles,Imam Ghozali,Ibnu Khaldun dan sebagainya.Tapi yang ada di literatur kakak gue cuma gambaran umum aja tentang filsafat.Amat terbatas pada filsafat yang berkenaan dengan agama Islam.Karena kayanya kakakku saat kuliah aktif dalam kegiatan da`wah.Gue merasa penasaran dengan nama yang gue sebut di atas selain Enstein tentunya.Rasanya gue harus cari di toko buku dan perpustakaan untuk mendapatkan penjelasan yang memuaskan.Gue mulai sering hunting buku-buku yang berhubungan filsafat.
Tempat favorite hunting gue saat itu adalah pasar buku loak di Gang Puntuk,sebuah gang kecil di dalam kota Madiun,kota yang jaraknya sekitar 17 km dari kampungku.Sebenernya kampung gue tidak termasuk Madiun,tapi termasuk wilayah Magetan.Tapi karena Magetan kotanya lebih kecil,jadi kayanya buku-buku yang gue cari ga ada disana.Gue pergi ke Madiun biasanya sepulang sekolah hari sabtu,karena untuk bisa pergi ke kota memerlukan banyak waktu dan tenaga.So sabtu hari yang tepat,karena besoknya libur.Selain gang puntuk,tempat yang menjadi langgananku berburu buku adalah toko Amin dan toko Bahagia,keduanya juga di kota Madiun.Cuma itu saja sumber buku yang agak memuaskan,karena kota Madiun termasuk kecil untuk mendapatkan bacaan yang bermutu.Tidak seperti Surabaya atau Jakarta.
Dari tempat-tempat itu gue berhasil menemukan buku-buku yang berbau filsafat seperti Pengantar Filsafat Sains karangannya Andi Hakim Nasution,Filsafat Ibnu Sina, Filsafat Imam Ghozali,Dialog-nya Socrates,Pengantar Logika-nya Aristoteles,Seratus Tokoh,Paradigma-paradigma Sains-nya Thomas Kunt,dan Logika Saintifik.Juga Dialektika-nya Aristoteles.Aku tidak mendapatkan buku khusus tentang Plato tapi ada beberapa artikel yang membahas tentang Plato yang biasanya selalu berhubungan dengan Socrates.Dimasa-masa itu juga gue bertemu dengan Mas Eddy,seorang mahasiswa jurusan seni lukis di Yogya,pacar sepupu gue.Seperti halnya orang seni pada umumnya, pemikiran-pemikirannya penuh dengan ungkapan filsafat dan kayanya sangat antusias berdiskusi tentang filsafat saat gue bisa mengimbangi omongan-omongannya.Dia merasa senang pada gue yang masih kecil sudah tertarik dengan filsafat.Demikian juga gue tentunya.Dari dialah gue mulai mendapat penjelasan tentang metafisika.Dan gue di pinjami buku tentang filsafat dan metafisika yang dia punya.Termasuk dari dia gue bisa titip beli buku di Jogja tentang Biografi Einstein yang lengkap dengan filsafat-filsafat yang dia anut,buku Einstein:Sebuah Biografi-tapi kemudian hari buku ini hilang entah kemana saat gue tinggal di Asrama Mahasiswa Unair,mungkin ada teman pinjam ga kembaliin-seharga 15 ribu rupiah saat itu.
Seperti halnya Sophie dalam Dunia Sophie gue juga memiliki tempat khusus dan rahasia saat membaca bacaan-bacaan berat itu,yaitu di atas genting dapur rumah.Kenapa di atas genting dapur..karena disitu tempat paling teduh jika saat sore hari karena di bagian itu matahari terhalang oleh wuwungan(atap bagian rumah yang paling tinggi) dan paling nyaman daripada diatas genting bagian rumah yang lain.Dan ssstt..paling tersembunyi..hi..hi..Orang rumah tidak ada yang pernah mengira tempat ini langganan gue ngumpet.Dan ini juga tempat favorite gue kalo gue lagi ngambek ama nyokap-bokap dan kakak2 gue. Sejak tertarik ama filsafat sering gue melewatkan waktu gue membaca buku-buku hasil hunting gue itu di tempat ini.Soalnya gue kalo pulang sekolah dan ketahuan gue nganggur gue mesti disuruh-suruh.Tapi sayangnya gue cuma bisa pada siang hari aja memanfaatkan tempat ini untuk membaca karena pencahayaan cuma mengandalkan matahari.
Nah,hingga suatu hari kakak gue yang lulusan IPB-saat itu dia kerja di Surabaya-pulang kampung untuk berlibur,memergoki gue tengah malam tengah asyik dengan buku-buku filsafat itu.Setelah ngeliat tumpukan buku filsafat gue itu,gue pikir dia kagum dan bangga dengan apa yang gue baca dan koleksi.Keren kan masih kecil bacaanya udah filsafat gitu loh.Eeh..ga taunya dia langsung memarahi gue,katanya "Buat apa kamu baca-baca kaya gini,udah baca pelajaran aja.Belum waktunya kamu baca-baca kaya gini.Kamu bisa gila tau!"Tanpa ba-bi-bu buku itu diambilnya dan Pengantar Filsafat Sains-nya Andi Hakim Nasution pun dia rampas dari tangan gue dan dibawa kekamarnya,entah disembunyikan dimana.Ketika gue maksa minta kembali buku itu gue malah dimarahi habis-habisan.Akhirnya gue dongkol dan gue ngambek dengan cara menghilang dari rumah.Semua orang seisi rumah udah ngubek-ubek semua tempat dalam rumah dan ke tetangga,bahkan keliling dusun untuk nyari gue.Ga ketemu-ketemu sampek tengah malam dan akhirnya menyerah...Gue dengar dari atas genting ribut-ribut dan suara ibu gue nangisin gue.Eh ga taunya gue asyik sembunyi di atas genting dan gue cuek aja meski dengar ibu gue nangisin gue..hi..hi..Padahal malam-malam gue kedinginan banget,tapi karena saat itu gue jengkel banget ama kakak gue,gue bela-belain kedinginan di atas genting...meski akhirnya ketiduran sampai pagi.Hi..hi..nakal yach gue.:)
Dan ternyata saat kakak gue balik lagi ke Surabaya,buku-buku filsafat gue dibawa juga.Kan kurang ajar tuh.Maksudnya tentu saja supaya gue ga bisa baca buku-buku itu lagi,dan konsentrasi ke pelajaran sekolah aja.Untungnya sudah sebagian besar buku-buku itu gue baca,cuma Pengantar Filsafat Sain-nya A.H Nasution aja yang baru kebaca sebagian.Hingga gue kelas 1 SMA buku-buku itu baru berhasil gue ambil kembali secara diam-diam dari kamar kakak gue saat gue main ke Surabaya.
Aneh memang kenapa orang dewasa menganggap berbahaya jika anak seusia gue saat itu membaca filsafat.Bahkan perlakuan yang sama tidak hanya datang dari kakakku aja,tapi dari guru SMP-ku juga.Saat itu gue menemukan buku tentang filsafat di Perpustakaan SMP,judulnya "Filsafat",buku ini merupakan buku seri ilmu pengetahuan.Buku yang sejenis yang sangat gue dapati berjudul "Ilmuwan".Buku ini merupakan buku referensi di perpustakaan,yang pada dasarnya tidak boleh dipinjam.Tapi entah kenapa karena gue merasa tidak puas membaca di tempat karena waktunya terbatas hanya saat istirahat saja-sekitar 15 menitan-,gue minta pada petugas supaya gue diperbolehkan meminjam kedua buku itu barang satu hari aja,atau kalau tidak boleh gue pinjam,saat istirahat untuk gue diperbolehkan fotocopy.Tapi jawaban yang gue dapet dari petugas perpustakaan yang juga guru geografi saat itu adalah hardikan serta pelecehan yang sampai sekarang gue inget betul kata-katanya,"Buat apa kamu pinjem buku besar-besar itu...hah.Kamu kecil-kecil mau pinjem buku besar-besar itu,paling-paling yang dilihat gaammmmbarnya tok!Diliat gaaambarnya tok ya!"sambil menunjuk jidatku."Tidak boleh dipinjam itu!".Kata-kata yang membuat gue sakit ati adalah penekanan kata-kata "gambarnya".Emangnya gue anak TK yang suka gambar daripada baca.Huuh!!Dan yang lebih buat gue jengkel lagi kata-kata diulang-ulang didepan gue setiap kali dia mengajar dikelas gue,ya dengan maksud menyindir gue.Tentu saja anak-anak tau kalau yang di maksud cuma suka melihat gambar oleh guru itu adalah gue.Yang itu menunjukkan gue anak bodoh.Anak-anak pun ketawa dengar kata-kata konyol itu.Bahkan teman-teman gue klo lagi iseng dan becanda nyindir gue dengan kata-kata "gammbar" dengan sedikit intonasi yang menjengkelkan.
Dari kejadian itu gue ngerasa ada semacam pressing terhadap sesuatu ketidakwajaran meski ketidakwajaran itu sangat positif.Mungkin sikap-sikap kontraproduktif seperti yang ditunjukkan kakak dan guru SMP itu merupakan sikap yang ada pada umumnya orang dewasa.Demikian juga ibunya Sophie.
Nah didalam Dunia Sophie juga diceritakan bahwa Sophie yang baru berumur 14 tahun memiliki tempat persembunyian,memiliki rasa penasaran yang besar terhadap filsafat dan dia selalu menggunakan tempat persembunyiannya itu untuk memahami lembaran filsafat yang dikirimkan kepadanya.Dia juga mendapatkan pelecehan dari ibunya saat dia berusaha memahami filsafat.
So,karena yang dialami Sophie hampir mirip dengan pengalaman gue,apa Jostein Gaarder telah mengintip masa kecil gue,ya?he..he..he..
Atau memang pada seusia gue yang masih SMP kelas 2-3 yaitu umur 14 tahunan,umur yang juga dipilih Gaarder untuk usia Sophie merupakan umur ideal untuk mempelajari filsafat?
Dan apakah memang hal itu wajar,artinya apakah temen-temen gue dulu saat umur segitu memiliki pengalaman yang sama dengan gue dan Sophie?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
gila..Al, lo kalo nulis blog bisa panjang gitu yah.. hebat.. someday lo bisa jadi penulis kayanya.. hhehehhehe
Amiiinnn!!Iya juga sih,gue pingin banget mendapat kesempatan jadi penulis terutama jadi Novelist,selain scientist tentunya...he..he..
puanjjamg bgt tulisannya..ada nakal juga ya ternyata..
btw,sapa sih yg guru yg nunjuk2 itu..tak cari'e...ntar ganti tak tunjuk2..
msh inget gang puntuk juga nih..iya,di madiun sampe sekarang blm ada toko2 buku yang lengkap..jd kalo mo lengkap ke solo yg lbh deket.
jd penasaran ama filsafat..
mm..aku tau alasan kakak km ga ngebolehin km baca filsafat..biar km ga cepet tua..ha haha haa...
Wah, saya salut lho sama curiostity yang kamu miliki untuk belajar. Apalagi belajar filsafat. Itu sangat berat, tetapi menarik untuk dipelajari.
Dalam hal ini, saya tidak sependapat dengan gurumu. Justru mereka seharusnya mendukung dan menfasilitasi keinginantahuanmu. Saya percaya, kamu bisa mempelajari filsafat walaupun usiamu masih muda. Kebetulan Saya saat ini juga sedang dalam tahap pemula untuk mempelajari filsafat, dan juga seorang guru Fisika SMP.
TETAP SEMANGAT YA !!
Tapi tetap harus menghormati orang tua dan belajar untuk melihat pendapat mereka dari ranah yang berbeda.
Post a Comment